Pemburu Rembulan-Ringkasan (Bahasa Indonesia)

Rabu, 18 Maret 2020


Pemburu Rembulan
Oleh : Arul Chandrana
Bab 1 - Besi Mengapung di Atas Air
Bab 2 - Buaya?



Deskripsi Cerita

Bab 1 Besi Mengapung di Atas Air (halaman 21-36)
     Amar adalah pengusaha muda yang bisnisnya sedang berkembang. Pria ini seorang bujangan dan tidak terbebani tanggungan mengurus adik atau orang tua, serta lebih menyukai tantangan dalam berbisnis daripada mencari mudahnya mengumpulkan keuntungan. Prinsip hidupnya yang merdeka membuat bisnis baginya seperti sebuah pertualangan mendaki gunung. 
     Saat SMA, Amar pernah berencana mendaki gunung tapi orangtuanya menolak, bahkan sampai mengancam. Sekarang, Amar sudah tidak mungkin lagi untuk mengotot mendaki gunung. Oleh karena itu, kegiatan bisnisnya dijadikan sebagai suatu metafora pendakian gunung yang tak pernah kesampaian. 
     Amar mengajak sahabatnya pergi ke Bawean untuk menyertainya menyelesaikan beberapa pekerjaan disana. Bagi Amar, rasanya sudah ribuan tahun berada di atas kapal. Karena sedikitnya waktu yang tersisa, Arul hanya mempersiapkan hal-hal kecil untuk pelayaran ke Bawean. Dan Amar, meskipun sudah mempersiapkan segala sesuatu, dia tetap bertemu dengan cobaan terbesar di atas kapal penumpang Gresik-Bawean ini.
Sampailah dirumah pak Mustar, lurah Kampung Somor. 
     Lalu, sampailah dirumah Pak Mustar, lurah Kampung Somor. Beberapa hari sebelum mereka berangkat ke Bawean, Amar sudah menghubungi Pak Mustar, mengabari rencana kunjungan bisnisnya ke Kampung Somor. Dan Pak Mustar pun merespon positif rencana tersebut. Beliau memberi tahu warganya akan rencana peningkatan ekonomi dari sektor pertanian. Sebagai hasilnya, sebagian warga yang sudah tidak sabar langsung bergerombol mengunjungi rumah Pak Mustar pada malam pertama kedatangan dua orang tamu dari Jawa itu.

Bab 2 - Buaya?
     Hirzi merupakan orang yang mengelola serta pengajar TPA (Tempat Pendidikan Anak) Somor, dia keponakan Pak Mustar. Di Kampung Somor tak ada orang sekolahan. Anak yang baru bisa jalan saja langsung diajak ke laut. Mereka itu hidup dan mati dilaut. Kebetulan, saat memasuki usia SD, nak Hirzi diantar oleh Pak Mustar ke Adiknya yang di Gersik. Lulus SMA, dia kembali lagi ke Kampung Somor dan mengajar di TPA.
     Kantor balai desa yang sekaligus merangkap sebagai TPA Somor tampak berdiri mentereng. Berdiri ditengah kerumunan petak-petak sawah tadah hujan yang sedang meranggas, diantara cuatan batang-batang kelapa tinggi menjulang ke angkasa dan berlatar belakang pemandangan laut yang biru luas terhampar, TPA Somor yang aslinya gedung balai desa-menjadi satu-satunya bangunan pendidikan di kampung nelayan bersahaja itu.
     Arul memisahkan diri dari Pak Mustar dan Amar. Dia berencana ikut terjun di TPA yang dibina Hirzi. Sedangkan Amar dan Pak Mustar pergi untuk bermusyawarah dipinggir pantai dengan warga Somor.
     Arul tersenyum melihat bocah-bocah yang sedang asyik bermain itu. Mereka tampak bahagia dan lincah, yang mengingatkannya pada satu kerinduan yang aneh dalam hidupnya sewaktu kecil dulu. Kalian sungguh beruntung, sobat. Dengan menarik nafas dalam dan memantapkan hati, Arul berjalan mendekati mereka, "Well buddies, here I come!!!"
     Anak-anak itu menghentikan dolanan-nya, semua permainan dihentikan. Semua tawa hilang. Arul pun menyapa beberapa kali tetapi mereka sama sekali tidak menyahut. Tiba-tiba Arul yang sedang tersenyum itu kanget setengah mati, wajahnya yang tadinya tenang kini berubah menegang, mulutnya menganga, matanya membeliak, tangannya terangkat menunjuk sesuatu dan Arul menjerit sekencang-kencangnya "buaya!!". Dan sontak anak-anak yang tadinya diam penuh seketika itu menjerit-jerit tak karuan dan ketakutan.
     Mereka diam, menatap ke arah yang tadi mereka lihat ada buaya ternyata hanya sebuah pelepah kelapa kering diam tak berdaya. Mereka pun serentak menoleh, menatap Arul penuh keheranan dan Arul pun tertawa dikira tadi itu buaya. Mereka pun tenggelam dalam tawa geli yang tak ada habisnya





Format penilaian :

  1. Tanda baca : 20
  2. Pilihan kata : 15
  3. Struktur kalimat : 15
  4. Detail isi cerita : 38





IDA FITRIANA
XI MIPA 7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemburu Rembulan - Ringkasan (Bahasa Indonesia)2

Pemburu Rembulan - Ringkasan (Bahasa Indonesia)4